Rabu, 27 Oktober 2010

Pesawat milik Polri jatuh

Jakarta, (tvOne) 

Pesawat milik Mabes Polri hari Rabu (27/10) jatuh di sekitar kawasan Wami, Distrik Wanggar, Papua yang menewaskan tiga orang awaknya. "Pesawat milik Mabes Polri tersebut diperkirakan di kawasan Wami, Distrik Wanggar, Papua dan baru ditemukan tiga orang awaknya yang tewas," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Jakarta, Kamis (28/10).

Pesawar milik Polri jenis Skytruck tersebut dibawa lima orang awak yakni AKP Irwan sebagai pilot, Iptu Bayu sebagai co pilot, dan kru Ipda Mohamad Amri, Briptu Hadirianto, dan Briptu Aipul Bahri. "Saat ini baru tiga jenazah yang ditemukan, sisanya masih dalam pencarian dan kondisi tubuh korban ditemukan dalam keadaan hancur," kata Iskandar.

Kadiv Humas mengatakan, pesawat tersebut terbang dari Nabire setelah membawa bantuan ke Wasior,Provinsi Papua Barat dalam penerbangan akan kembali ke Jakarta via Ambon dan Makassar. "Setelah isi BBM di Nabire, pesawat Skytruck akan menuju Ambon, diperkirakan jatuh di daerah Wami, dimana sebelumnya pada pukul 15.55 WIT take off, selanjutnya pada pukul 16.30 kehilangan kontak dan belum tiba di Ambon," kata Iskandar.

Masyarakat pada pukul 23.30, menginformasikan ada pesawat jatuh dan selanjutnya Polres setempat menuju tempat kejadian dan menemukan tiga jenazah dalam kondisi terpisah-pisah dan pesawat hancur, kemudian dievakuasi ke rumah sakit Nabire. "Jatuhnya pesawat milik Mabes Polri tersebut diperkirakan karena cuaca buruk," kata Iskandar, menjelaskan.

Saat ini, Polres Nabire beserta masyarakat sekitar dikerahkan untuk mencari dua korban yang belum ditemukan. (Ant)

TNI AL menginginkan kapal selam Russia

Teknologi kapal selam Indonesia sudah ketinggalan dibandingkan negara tetangga Malaysia. Karena itu, TNI AL menginginkan kapal selam yang efek tangkisnya lebih dari kapal Scorpen yang dimiliki negeri jiran tersebut.

Keinginan tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat Laksamana Tedjo Edhi Purdijatno saat berbincang dengan wartawan di kediamannya di Jakarta, Minggu (22/8).

"Kita harus punya kapal selam yang punya deterrent effect. Mereka tahu saja kita punya, sudah membuat mereka takut. Kalau kita beli yang tidak ada deterrent effect-nya, mending dibelikan beras saja," katanya.

Dephan telah menganggarkan US$700 juta untuk pembelian kapal selam. TNI AL berencana membeli dua kapal selam untuk menambah kekuatan kapal selam Indonesia yang sudah usang. KSAL beberapa waktu lalu menyebut ada dua opsi negara yang dipertimbangkan untuk menyediakan kapal selam bagi Indonesia, yakni Rusia dan Korea Selatan.

Menurutnya, kapal selam yang dimiliki oleh Malaysia bisa disaingi oleh kapal selam buatan Rusia kelas kilo dimodifikasi project 636. Sedangkan, kapasitas kapal selam buatan Korsel tidak berbeda jauh dengan yang dimiliki Indonesia sekarang, yakni tipe U214.

"Kapal selam buatan Rusia itu bisa menembak dari bawah laut ke darat," sahutnya.

Ia tidak menampik jika rencana pembelian itu bisa memancing perlombaan persenjataan. Menurutnya, jika memang ingin membangun kekuatan militer, tentunya bersaing dalam kualitas.

"Jika ingin membangun kekuatan tentara, ya mesti ada persaingan persenjataan," ucapnya. (sumber:mediaindonesia)