Jumat, 09 April 2010

Hawk 200 TNI-AU akan diganti?


TEMPO Interaktif, Jakarta -Suasana di bekas hanggar haji Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma pada Kamis (9/4) tampak berbeda dari hari biasanya. Sebelum matahari mengeluarkan cahayanya, sekitar dua puluh pesawat tempur telah terparkir rapi. Pesawat-pesawat itu tidak berasal dari pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Jakarta, namun dari berbagai daerah.

Di antaranya Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Supadio dan Skadron Udara 12 Pekanbaru, pesawat F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Pangkalan Udara Iswahjudi dan F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 Pangkalan Udara Iswahjudi, serta pesawat tempur Sukhoi 27 dan 30 dari Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanudin.

Sekitar pukul 06.00 WIB, pesawat-pesawat itu memasuki landasan pacu. Dan <I>wush</I>...satu per satu kapal terbang tempur itu naik ke langit. Setelah beberapa saat terbang di angkasa, sekitar 16 pesawat itu melakukan atraksi dengan melakukan formasi <I>bid diamond</I>. Atraksi ini diadakan karena TNI AU sedang merayakan hari ulang tahun ke-69.

Tidak hanya prajurit TNI AU dan wartawan saja yang menyaksikan atraksi itu. Tapi juga Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan warga sekitar. Bahkan perwakilan negara tetangga dan pemimpin senior sekaligus pendiri gerakan separatis Papua Merdeka, Nicholas Youwe ikut menengadahkan kepala ke langit menonton atraksi pesawat tersebut.

Ulang tahun TNI AU tidak hanya dimeriahkan atraksi pesawat saja. Tapi juga demonstrasi ketangkasan dan kemampuan Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI Angkatan Udara yang meliputi tembak reaksi cepat, tembak sasaran, serbuan cepat dalam merebut sasaran, dan penghancuran obyek vital. Para penerjun payung juga ikut menunjukan keahlian mereka.

Menurut Youwe, ini kali pertamanya dia menghadiri ulang tahun TNI, khususnya Angkatan Udara. "Saya lihat, kebanyakan yang melakukan atraksi adalah putra Papua. Dan itu sangat membanggakan dan menyenangkan untuk saya," kata Youwe usai menyaksikan atraksi, Kamis (9/4).

Sedangkan dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso meminta Angkatan Udara tidak lagi menengok ke masa lalu. Dia pun menyatakan bila pemerintah akan membangun TNI AU dalam rancangan rencana tahun 2010-2014. "Secara bertahap kita akan membangun kekuatan TNI AU mencapai minimun <i>essential forces</I>," kata Djoko.

Mengenai pengganti pesawat pengganti Hawk-53, Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan kementerian masih menunggu surat pengajuan dari Markas Besar TNI. Namun hingga saat ini, pembahasan pengadaan pesawat itu masih di TNI AU. "Sudah ada empat calon pesawat pengganti tapi masih digodok oleh Angkatan Udara," kata Eris.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat mengatakan ada empat calon pengganti pesawat Hawk-53 dengan T50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, Yakovlev Yak 130 buatan Rusia, Aero L159 Alca buatan Ceko, dan FTC 2000 buatan China. Menurut Eris, untuk mengganti pesawat Hawk-53, pemerintah telah menyediakan anggaran sebesar USD 200 juta. "Namun angka itu masih bisa berubah," kata dia.

Kementerian, lanjut dia, berharap TNI AU bisa segera menyelesaikan proses pembahasan pengganti pesawat Hawk-53. "Sehingga pada pertengahan tahun sudah bisa diputuskan akan memilih pesawat jenis apa." Sedangkan tentang waktu kedatangan pesawat pengganti, Eris tidak dapat memastikannya. Karena tidak semua jenis pesawat pengganti yang sudah tersedia secara fisik.

"Yang tersedia saya kira baru Aero L159 Alca dan FTC 2000, Yakovlev Yak 130 belum tersedia, dan T50 Golden Eagle masih berupa prototype."

sumber: http://tempointeraktif.com/hg/politi...239290,id.html

Zal: mudah-mudahan terwujud.

0 komentar: